Home » , » Resensi Film: 'Langit ke-7, kamu percaya takdir?

Resensi Film: 'Langit ke-7, kamu percaya takdir?


poster film 'Langit ke-7'



Judul Film : Langit ke-7
Sutradara : Rudi Soedjarwo
Penulis Naskah : Virra Iminda Dewi
Produser : Feby Tsui, Kemal Arsjad
Pemain : Taskya Giantri Namya, Rechelle R. Rumawas, P.M Bonita Lauwoie, Atika Noviasti, dan Maureen Pratiwi Irwinsyah, Sandra Dewi, Pong Hardjatmo, dan Donny Damara.
Produksi : Reload Pictures, Sanca International (rilis 22 November 2012)


Langit Ke-7, berkisah tentang Dania (Rechelle R. Rumawas), model dan duta salah satu merek sampo. Di usia 25 tahun, Dania masih melajang. Karena itu, oleh ayahnya dia dijodohkan dengan seseorang tak dikenalnya. Keputusan ayah Dania ini membuat kehidupannya semakin tidak nyaman. Bersama teman-temannya ia memilih berlibur ke Bali. Di Bali, ternyata Dania jatuh dalam kisah asmara yang rumit dengan Denan. Kehadiran orang ketiga membuatnya jadi korban kecelakaan. Pasca kecelakaan, Dania koma dan dilarikan ke Jakarta.

Dalam kondisi tubuh yang koma, rohnya masih sadar. Satu-satunya yang dapat melihat roh Dania hanya Denan. Di sinilah semua konflik berawal. Dalam keadaan koma, takdir menuntun Dania tahu dengan siapa ia dijodohkan dan ternyata kecelakaan yang dialaminya merupakan hasil rekayasa. Konflik paling rumit berada dalam usaha-usaha roh Dania meyakinkan ayah, dokter, dan teman-temannya bahwa ia terancam dibunuh.



***

Sebenarnya Rudi Soedjarwo sempat bingung menentukan judul yang tepat untuk film drama romantis keduanya ini sebelum dirilis dengan titel ‘Langit Ke-7’. Semua unsur film, termasuk skenario kiriman Virra Iminda Dewi dari Australia dan scoring music Andi Rianto dari Boston, Rudi ramu sedemikian rupa agar penonton dapat menangkap maksud ‘Langit ke-7’ yang tersirat.



salah satu adegan 'Langit ke-7'



Di bawah dukungan utama merek sampo terkenal, film ‘Langit ke-7’, film durasi 92 menit ini diisi lima bintang baru pemenang kontes yang diadakan sponsor tersebut. Kehadiran tiga pemain senior (Pong Hardjatmo, Donny Damara, dan Sandra Dewi) seolah menjadi treatment andalan agar olah karakter lima pendatang barunya mampu dieksplor maksimal. Usaha ini tak sia-sia. ‘Langit ke-7’ berhasil menjadi drama romantis yang elegan. Film inipun didukung eksplorasi panorama alam asli Indonesia di Bali.

Dari bentuk cerita secara umum, film ini menceritakan dunia yang sama dengan ‘Ada Apa dengan Cinta’ (2002), bercerita tentang cinta, persahabatan, keluarga, dan pengorbanan. Sisi menarik yang ditonjolkan adalah unsur metafisik ‘roh Dania sadar, sementara tubuh Dania koma’ bukan dengan pendekatan genre horor, melainkan unsur dramatis yang memikat dan membuat pilihan metafisik ini menjadi penting.

‘Langit ke-7’ yang diproduseri duet Feby Tsui dan Kemal Arsjad ini mengobati kerinduan Rudi menyutradarai drama romantis setelah sepuluh tahun. Tentu bisa diasumsikan konsep film jatuh di tangan eksekutor yang tepat. Segala kekurangan bawaan lima pendatang barunya tertutupi dengan baik, bahkan Rudi berhasil membentuk karakter-karakter kuat untuk perfilman Indonesia ke depannya.



*ditulis oleh @nunusasrul, @restuwashere, dan @rezzurrection untuk rubrik ‘Movie Review’ harian Fajar, 24 November 2012

0 comments:

Post a Comment