Home » , » Resensi Film: Hello Goodbye, Indonesia comes to Korea

Resensi Film: Hello Goodbye, Indonesia comes to Korea


Judul Film           : Hello Goodbye
Sutradara            : Titien Wattimena
Penulis Naskah : Titien Wattimena
Produser             : Frederica
Pemain                : Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, Kennes Andari, Khiva Ishak, Sapto Soetarjo, Verdi        Solaiman, Jo Sung-Hyun
Produksi          :
Falcon Pictures (rilis 29 November 2012)




 “Memaki perpisahan sama saja mengutuk pertemuan” penggalan kalimat ini yang menandai adegan mengharukan di film ini: Indah (Atiqah Hasiholan) dan Abi (Rio Dewanto) harus berpisah dan mengakhiri hubungan mereka 

Hello Goodbye mengisahkan sosok Indah yang bekerja sebagai staf Konsulat Jendral Republik Indonesia di Busan, Korea Selatan. Di pekerjaannya itu, ia ditugaskan bertanggung jawab menangani Abi, seorang Anak Buah Kapal dari Indonesia. Indah membawa ke Rumah Sakit dalam keadaan tak sadarkan diri akibat serangan jantung di Pelabuhan Busan.



Setelah kejadian itu, kehidupan Indah habis hanya untuk mengurus Abi. Ia harus mengawasi perkembangan kesehatan Abi sampai pulih dan dapat pulang ke Indonesia. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang mudah bagi Indah untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya. Dia dihadapkan dengan tujuan-tujuan yang hanya dia catat dalam buku dan hanya berharap kapan tujuan itu dapat terwujud. Lebih berat lagi, ia dihadapkan pula pada dengan Abi yang telah melanglang buana di berbagai tempat dan  menyerahkan dirinya kemanapun kapal pergi.

“Sebuah jalinan cinta tak selalu harus dimulai dari sebuah pertemuan yang menyenangkan,”

Namun, bisa juga getaran cinta dapat tumbuh dari rasa kesal yang luar biasa. Beberapa kali diperlakukan tidak baik oleh Abi karena sifat yang bertolak belakang, akhirnya dari perasaan kesal itulah benih cinta mereka tumbuh.

Film cinta yang direkomendasikan untuk penonton berusia di atas 17 tahun ini juga didukung oleh salah seorang penyanyi papan atas Korea Selatan, yakni  Eru (Jo Sung-Hyun). Ia berperan sebagai penyanyi jalanan dan punya scene khusus menyanyikan soundtrak film ini di sebuah cafe. Tak pelu kuatir kualitas cerita, kemampuan Titien Wattimena menjanjikan cerita ringan sekaligus menyentuh. Dialog-dialog dan perpaduan dua bahasa – bahasa Korea dan bahasa Indonesia – terdengar natural.

Frederica sebagai produser berhasil menggambarkan ‘Indonesia comes to Korea’. Hello Goodbye membawa problema sangat Indonesia ke habitat Korea yang coldly romantic. Cerita berlatar di Busan, kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan. Pilihan set yang pas jika dikorelasikan dengan judulnya, ‘ada kedatangan, maka kepergian.’ Film ini menampilkan keindahan  beberapa tempat mulai dari pelabuhan, pusat perbelanjaan, kuil di pinggir laut, dan beberapa suasana kota pada saat Natal, Tahun Baru, dan Valentine.

Walau berlatar di Korea, ciri khas ke-Indonesiannya tidak hilang. Hello Goodbye bahkan mendapatkan respon luar biasa dari warga Korea dengan terpilih sebagai Official Selection di Busan International Film Festival 2012. Di Indonesia sendiri, Hello Goodbye lolos Komite Seleksi Festival Film Indonesia (FFI) 2012.

0 comments:

Post a Comment