Home » » Noah: Awal Semula

Noah: Awal Semula

“Saat kita sudah berada di titik terendah, hanya ada satu jalan yang bisa dilalui,
yaitu jalan kembali ke atas.”



Produksi: 700 Pictures, Berlian Entertainment, Musica Studios
Produser: Putrama Tuta
Sutradara: Putrama Tuta
Penulis Naskah: Putrama Tuta
Pemain: David Kurnia, Ilsyah Ryan Reza, Loekman Hakim, Mohamad Kautsar, Nazriel Ilham
Durasi: 72 Menit
Genre: Dokumenter, Drama
Rilis: 14 November 2013

Sinopsis:

Film ini bercerita tentang perjalanan karir sebuah band besar Indonesia, Noah.  Band yang dulunya selalu mencapai puncak tangga lagu hampir di semua chart dengan nama Peterpan ini, mau tak mau juga harus menghadapi titik terendah dalam karir mereka. Sejak ditinggal dua personilnya, Indra dan Reza, nama Peterpan pun harus ditanggalkan. Belum lagi, sang vokalis yang menjadi magnet dari band ini sendiri harus menghadapi beberapa kasus, yang pada akhirnya harus mengantarkannya ke jeruji besi.

Personil dan kru yang ditinggalkan pun kelimpungan. Sebagian besar dari mereka yang menggantungkan hidup pada nama besar Peterpan, harus banting setir untuk terus mengepulkan dapur mereka. Sambil terus berharap, bahwa suatu saat ‘keluarga’ itu dapat bersatu kembali.

Harapan inilah yang kemudian menjadi pegangan mereka. Dimana pada saat kita sudah berada di titik terendah, hanya ada satu jalan yang bisa dilalui. Yaitu jalan kembali ke atas.

Review:

Sebuah keberanian yang patut diacungi jempol untuk menggarap film rockumentary seperti ini, khususnya di Indonesia, sementara film yang umum tayang di bioskop saja belum tentu meraih kesuksesan. Namun tim produksi sendiri tampaknya punya vision seperti kebangkitan Noah itu sendiri. Bisa jadi, setelah ini akan banyak rockumentary tentang band atau grup musik lawas tanah air. Yang jelas, Putrama Tuta sudah membuka jalannya.

Secara alur cerita, penonton pasti sudah tahu betul arahnya, apalagi bagi fans Noah sendiri. Bagusnya, bagi sebuah otobiografi,film ini tak hanya yang baik-baik dari sebuah objeknya yang diangkat. Mungkin karena fokus film ini berpusat pada kebangkitan band Noah.

Beberapa penonton pun berkomentar tentang durasinya yang singkat. Namun, harus diperhatikan bahwa tidak mudah membuat otobiografi, apalagi dalam durasi yang panjang. Beberapa pertimbangan memilih adegan yang harus dimasukkan dalam sebuah film, harus betul-betul matang.

Bagi fans Noah sendiri, film ini menjadi obat rindu. Melihat kembali cuplikan konser-konser besar mereka terdahulu, gelagat personil di belakang panggung, sampai ulah iseng di luar panggung. Bonusnya, kita akan melihat rekaman yang tidak akan dilihat di mana pun. Cerita-cerita langsung dari personil dan kru. Sampai masyarakat tentang pro-kontra band ini sendiri. Kisah haru biru dan cerah ceria banyak menghiasi film ini.

Namun  sayang, encore film ini tidak dieksekusi dengan baik. Penonton yang harusnya dibuat masih tinggal di bangku mereka, akhirnya memutuskan untuk berlenggang ke pintu keluar. Tapi kejutan kecilnya, mereka akan dibuat duduk kembali.

Trivia:

  • Putrama Tuta, sang sutradara, mengambil gambar untuk kebutuhan film ini sejak band Noah terbentuk. Berarti proses produksinya sendiri berjalan 1 tahun 3 bulan sampai film ini tayang.
  • Banyak hal baru seputar Noah yang akan kita temukan sepanjang film.
(rst)

0 comments:

Post a Comment