Home » , » Resensi film 'Test Pack'

Resensi film 'Test Pack'


Judul                      : Test Pack, You are My Baby

Sutradara              : Monty Tiwa

Penulis Naskah    : Aditya Mulya

Produser                : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia

Pemain                  : Acha Septriasa, Reza Rahadian, Renata Kusmanto, Gading Marten, Oon Project Pop, Fitria Sechan, Dwi sasono, Meriam Bellina, Jaja Mihardja.

Produksi                : Starvision Plus (2012)



“Ketakutan suami itu macam-macam, Mat. Ada suami yang takut sama istri, ada suami yang takut nggak bisa nafkahin keluarganya, atau ada suami yang takut nggak bisa didik anaknya dengan baik. Nah, ketakutan lo yang mana?”

-Zuki, diperankan Ganding Marten



 



Dirilis pada 6 September 2012, Film ‘Test Pack’ diangkat dari kesuksesan novel karya Ninit Yunita. Monty Tiwa menggarap drama keluarga tentang kehidupan pasangan suami istri kelas ekonomi menengah yang belum memiliki anak setelah 7 tahun menikah.

Dibuka dengan upaya-upaya Tata (Acha Septriasa) dan Rahmat (Reza Rahadian) untuk memperoleh keturunan. Tata menginginkan anak, walaupun sudah Rahmat katakan ia bahagia dalam keadaan mereka sekarang, dengan ‘apa adanya’ mereka.

Tata dan Rahmat menjalani program invitro atas saran dokter Peni S (Oon Project Pop). Upaya ini justru mengantar mereka menemui kenyataan bahwa Rahmat mandul. Rahmat menyembunyikan hasil tes kesuburannya dari Tata, yang pada akhirnya ketahuan dan membuat Tata merasa tertipu. Konflik semakin berat ketika Shinta (Renata Kusmanto), mantan kekasihnya muncul, hingga salah satunya merasa memutuskan harus pergi.



Konflik rumah tangga Tata dan Rahmat diramu apik, khas, menyentuh, sekaligus humoris ala Aditya Mulya. Film ‘Test Pack’ tidak menyuguhkan adegan pemancing birahi, melainkan komposisi gambar ‘aman’ tentang konflik rumah tangga pasangan muda yang belum memiliki anak. ‘Test Pack’ yang dimaksudkan yakni alat pemeriksa kehamilan dalam berbagai jenisnya, digunakan perempuan memeriksa kehamilannya. Bisa digunakan setiap hari untuk mengetahui secara cepat hasilnya, apakah positif atau negatif.

Setting adegan pasangan Tata dan Rahmat dominan di kamar mandi, kamar tidur, dan dapur: tiga ruang representasi kehidupan pasangan suami istri. Di akhir film, konflik diselesaikan di tangga rumah. Penonton dapat menyaksikan ruangan-ruangan lengang sebagai latar belakang adegan. Pilihan ini analogi ‘rumah tangga’ yang sepi, namun tetap mereka terima dan hidupi dengan ikhlas.






Menurut sosiolog Emile Durkheim, ada sesuatu yang mengatur tindakan dan perbuatan individu disebut fakta sosial. Fakta sosial di Indonesia, persoalan hasrat mempunyai anak itu bukan milik pasangan suami istri saja, namun juga milik publik. Di lingkungan bertetangga, jika pasangan suami istri dalam kurun waktu tertentu belum memiliki anak, akan menjadi gunjingan. Konflik rumah tangga Tata dan Rahmat sebagai individu menjadi menarik dan ikut menyeret orang-orang di sekitar mereka.

Film ‘Test Pack’  adalah pencapaian besar seorang Monty Tiwa, salah satu film baik adaptasi karya sastra Indonesia. Sebuah kesempatan langka menyaksikan langsung film ini, sebab sineas Indonesia jarang sekali membuat drama dewasa semisal  ‘Arisan’ dan ‘Test Pack’. Belum lagi kehadiran Acha Septriasa mampu mengimbangi akting Reza Rahadian. Dia memberi roh tersendiri atas aktingnya yang cerdas dan dewasa. Acha Septriasa ‘silently’ mampu menguras air matanya sendiri dan air mata penonton dalam waktu bersamaan.

Nilai tambah film ini menyikapi persoalan rumah tangga seberat, dengan cerdas dipaparkan adanya opsi lain menyelamatkan keluarga yang tidak berketurunan agar tidak bercerai, yakni mengadopsi anak. 

0 comments:

Post a Comment