Tawuran di Makassar sudah seperti tontonan biasa dan bisa ditemukan di mana-mana. Ranah tawuran paling rawan ada di kampus-kampus. Pelakunya pun berasal dari berbagai latar belakang, bahkan tak jarang di antara pelaku tawuran tersebut hanyalah personal iseng atau personal naif korban terprovokasi.
Suatu malam, terjadi tawuran kecil yang berdampak rantai hingga ke kampus dan menjadi momok baru bagi Makassar. Tawuran ini kemudian menambah daftar kisruh mahasiswa sebagai awak intelektual yang ternyata malah bertingkah barbar. Tawuran itu terjadi di sebuah warkop antara anggota Pecinta Alam 99 dan aktivis organda. Mereka terlibat cekcok karena ulah seorang penempel pamflet pilkada. Tawuran yang awalnya hanya terjadi antar dua kelompok, memancing amarah kelompok lain di dalam warkop, salah satunya geng musisi yang tadinya hanya nongkrong melepas penat.
Hanya ada sepasang kekasih yang mencoba memahami akar konflik tersebut dan tidak mau terlibat di dalamnya. Galang dan Kamila adalah perwakilan masyarakat yang cerdas memahami situasi dan kondisi sebuah konflik. Mereka meninggalkan warkop tersebut dengan tenang.
0 comments:
Post a Comment